Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Budidaya Ikan Kerapu

    Ikan Kerapu
    Ikan Kerapu

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang.

    Ikan kerapu umumnya dikenal dengan nama "groupers" dan merupakan salah Situ komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik di pasaran domestik maupun pasar International dan selain Itu nilai jualnya - pun cukup tinggi. 

    Pengembangan komoditas kerapu Ini sangat baik dan telah banyak dlbudldayakan dalam keramba apung/jaring apung di beberapa negara, Asia Tenggara dan Timur Tengah. 

    Kendala utama dalam pengembangan budidaya adalah keterbatasan benih yang pengadaannya masalah mengandalkan dari hasil tangkapan dari luar. 

    Sejak tahun 1990 Ikan kerapu tikus maupun kerapu macan sudah dapat dlbenihkan dengan berbagai upaya seperti manipulasi lingkungan dan rangsangan hormonal.

    1.2 Pemilihan Lokasi

    a. Letak unit pembenihan ditepi pantai, mudah mendapat sumber air laut.

    b. Pantai tidak landai, datar laut tidak berlumpur.

    c. Air laut bersih sepanjang tahun, tidak tercemar, salinitas 28 ppt - 35 ppt.

    d. Mudah transportasi den komunikasi.

    II. SARANA PEMBENIHAN

    • Bak Induk
    • Bak Pemijaha
    • Bak Larva
    • Bak alga
    • Penetasan Artemia
    • Bak Penampungan Air
    • Aerasi
    • Peralatan Lap
    • Listrik
    • Pompa Air
    • KJA atau bak vol mln 10 m3
    • Bak bulat/lonjong, vol 10 m3
    • Bak segl empat atau lonjong, vol 5 m3 - 20 m3
    • Vol minimal 10 m3, total vol bak minimal 200% drtotal bak larva
    • Bentuk kerucut, Volume 20 It -500 It.
    • Kapasitas minimal 30 % dan vol bak larva den bak pakan alami
    • Blower 1,5 PK dan Instalasi 1 Set Genset den atau PLN 

    III. TEKNIK PEMBENIHAN

    3.1 Pemellharaan Induk

    Induk di pelihara di kurungan apung di laut atau bak kapasitas minimal 10 m3 dengan kepadatan 1 ekor/m3. Induk dlberl pakan yang balk yaltu pakan yang berkadar protein 25.;S0 %, pakan dapat berupa cumi-cumi, seier, tajan, japuh, lemuru.

    3.2 Seleksi Induk

    Induk sesual dengan SNI untuk Induk Ikan Kerapu Macan SNI No.: 01-6488.1-2000 dan Induk Ikan Kerepu Tikus SNI No.: 01-6487.1-2000. Ikan Kerapu macan betina ukuran besar berkisar 5-7 kg dan jantan > 8 kg, sedangkan Ikan Kerapu Tikus ukuran besar induk lebih kecil, betina 1-2,5 kg dan jantan leblh besar darl 2,5 kg. 

    Pada saat muslm berpijah dilakukan seleksi induk dengan memeriksa kematangan gonad. setelah tingkat kematangannya memenuhi syarat kemudlan Induk-induk dipindahkan ke dalam bak pemijahan.

    3.3 Pemijahan

    3.3.1 Persiapan Wadah

    Sebelumnya bak pemijahan dibersihkan dandiperiksa, jangan sampai Ida kebocoran. Bak dllsl dengan air laut berslh sedalam 1.5 m dengan kadar garam sekltar 30-35 ppt. suhu 28-32°0, pH 7.8-8,3.

    3.3.2 Sistem Manipulasi Lingkungan

    Manipulasi lingkungan yaitu metoda untuk merangsang terjadinya perkawinan antara induk jantan dengan betina mating kelamin dengan care menaik- turunkan suhu berkisar antara 20-30 derajat Celcius. 

    Perlakuan Ini dilakukan pada akhir bulan gelap sampal awal bulan terang atau sampai induk memijah pada malam hari pukul 23:00-02:00.

    3.3.3 Penggunaan Hormon

    Untuk merangsang terjadinya pemijahan. Induk yang sudah matang kelamin disuntik dengan HOG (Human Ohlorlonic Gonadtropln) den Pb (Puberrogen) dengan dosls 1000 IU HOG + 75 RU Pb/kg beret Induk Penyuntlkan dilakukan 1 kali pada pagi hari.

    3.4 Pemeliharaan Larva

    3.4.1 Persiapan Bak

    Bak sebelum diisi terlebih dahulu dibersihkan, dikerlngkan den dibilas atau direndam kaporit. Salinitas air 30-33 ppt. temperatur 27-29°0. Pada awal pemeliharaan. bak diisi air media setengah dari volume bak. untuk selanjutnya dilakukan penambahan phytoplankton.

    3.4.2 Seleksi Telur

    Telur hasil pemijahan induk pada malam hari dipanen pagi hari yaitu dengan cara mengalirkan air yang berisi telur dan ditampung di dalam kantong jaring dengan ukuran mate jaring 200 mikron. 

    Selanjutnya telur dipindahkan kedalam tempat penampungan telur (aquarium). 

    Telur yang baik akan terapung atau melayang pada bagian permukaan air. Telur yang jelek mengendap didasar bak, warna putih susu. Telur yang jelek tersebut dibuang dengan cara disiphon.

    3.4.3 Penetasan

    Telur yang baik siap dipijahkan. Karena larva peka terhadap perubahan Iingkungan dan guncangan. maka sebaiknya penetasan telur dilakukan di bak pemellharaan larva.

    3.4.4 Penebaran larva

    Bak pemeliharaan larva dilengkapi aerasi dengan padat penebaran telur 50 butlr/liter.

    3.4.5 Perkembangan larva

    Larva Kerapu yang baru menetas mempunyai panjang badan total untuk Kerapu Tikus 1.69-1,79 mm, Kerapu Macan sekltar 1.34 mm dan Kerapu Lumpur 1,4-1,5 mm. larva yang baru menetas (D1) terlihat transparan. meiayang-layang, gerakannya tidak aktif. 

    Tampak kuning telur sebagai cadangan makanan tambahan. juga tampak oil globulenya. Peda saat larva berumur D3 cadangan makanan dan kuning telur sudah teresap habis. Sehingga larva membutuhkan pakan dari luar tubuhnya. larva akan berubah bentuk menyerupai kerapu dewasa setelah berumur D.31.

    3.4.6 Pakan dan Pemberian Pakan

    • Chiorella sp. (1000 sel/ml) 100 - 500 - 1
    • Tetraselmis sp. (1000 sel/ml) 10 - 50
    • Rotigfera (ekor/ml) 10 - 20 
    • Nauplii Artemia (ekor/ml) 0,5 - 1
    • Artemia Muda (ekor/ml) 0,5 - 1
    • Jambret (ekor/ml) 10 - 20
    • Ikan giling (%)
    • Pakan buatan

    3.4.7 Pengelolaan Kualitas Air

    Pada hari pertama setelah telur menetas dilakukan penyiponan untuk membuang cangkang dan telur yang tidak menetas, kemudian media diberi phytoplankton (Chorella sp atau Tetraselmis sp). Pada umur 08 -010 penyiponan dilakukan setelah larva melewati krisis pertama. 

    Pada larva umur 010 atau lebih penyiponan dilakukan setiap 3-4 hari sekali tergantung kondisi dasar bak. Oari hasi~ pengamatan, kualitas air masih aman tanpa disipon selama 25 hari, di mana larva 03-025 masih diberi rotifera dan nauplii artemia. Penyiponan dilakukan dengan hati-hati agar larva tidak stress. 

    Selain penyiponan juga dilakukan penggantian air, padasaa~ larva umur 01 -010 sebaiknya dilakukan sebanyak 10-20 % perhari, 021-035 sebanyak 50-80 % perhari, dan setelah 035 penggantian air lebih dari 80 % perhari:

    3.5 Grading (Pemilahan Ukuran)

    Grading adalah salah satu cara dalam kegiatan pendederan untuk memilih benih yang ukurannya tidak seragam, sehingga diperoleh benih dengan ukuran yang sarna (seragam) selain untuk mendapatkan benih dengan ukuran (seragam), tujuan lain dari pemilahan adalah untuk megurangi sifat kanibal.

    Pemilahan benih dapat dilakukan denganalat bantu atau secara manual. Cara manual dilakukan dengan cara menggunakan tangan atau gayung plastik. 

    Cara ini hanya efektif apabila jumlah benih sedikit. Untuk pemilahan dimana jumlah benih cukup banyak, maka dilakukan dengan menggunakan wadah yang telah dilobangi dengan berbagai ukuran yaitu 3-4 macam ukuran lubang. 

    Wadah yang telah dilobangi dimasukkan kedalam bak pendederan yang masih berisi berbagai macam ukuran benih hasil panen. 

    Benih yang berukuran besar akan tertahan di baskom dan segera dipindah ke bak pendederan lain yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Oemikian seterusnya dilakukan secara berulang-ulang hingga terdapat beberapa bak. 

    Pendederan dengan ukuran ikan pada tiap baknya hampir sarna. Pemilahan berikutnya dilakukan tiap 5-6 hari sekali dan dilakukan pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress.

    3.6 Panen

    Pemanenan dilakukan setelah benih kerapu berukuran antara 5-7 cm atau disebut gelondongan. Ukuran ini bisa dicapai selama masa pemeliharaan antara 3-4 minggu dikegiatan pendederan. 

    Cara pemanenan adalah dengan menurunkan air (menggunakan selang) di bak pendederan hingga tersisa seperempat bagian. 

    Kemudian air dialirkan lewat saluran pembuangan dan larva akan tertampungpada bak pemanenan. Bak pemanenan benih dilengkapi waring halus. 

    Selanjutnya pemanenan bisa dilakukan dengan menggunakan skopnet atau serok yang lembut. Benih kerapu diambil dandipindahkan ke bak penampungan.